Memaknai Kemerdekaan Dalam Pandemi
Rohayati, M. Pd
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Sahabat Utsman, bagaimana euphoria kemerdekaan di lingkungan rumah? Apakah semeriah dulu ataukah menahan haru?
Ya, 2021 adalah tahun kedua kita merayakan hari Kemerdekaan Indonesia dalam suasana pandemi, meskipun demikian, saya harap tak kan mengurangi kecintaan kita pada Indonesia ya. Oleh karena itu, yuk baca sejarah singkat proses Kemerdekaan Indonesia yang dilansir dari Kompas.com (2021) di bawah ini;
Setelah kembali ke tanah air, pada 14 Agustus 1945 setelah adanya usulan dari Golongan Muda yaitu antara lain terdiri dari Adam Malik, Soekarni, Sutan Syahrir, Wikana, Chaerul Sholeh. Yang menghendaki kemerdekaan Indonesia dilaksanakan secepat-cepatnya. Golongan Muda berbeda dengan Golongan Tua yang berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan melalui revolusi secara terorganisasi.
Namun akhirnya Ir. Soekarno mengumumkan bahwa Indonesia akan merdeka secepat mungkin. Sehingga kemerdekaan Indonesia bukan merupakan pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri.
Sebagai buktinya, atas kehendak bangsa Indonesia sendiri, anggota PPKI ditambah menjadi enam orang sehingga anggota seluruhnya menjadi 27 orang. Semua anggota PPKI berasal dari bangsa Indonesia. Setelah Jepang menyerah kepada pihak sekutu 14 Agustus 1945, kesempatan tersebut digunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang untuk segera menyatakan kemerdekaan bangsaIndonesia. Pada hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno didampingi oleh Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia ke seluruh dunia. (Kompas.com)
Kemerdekaan kita bukan hadiah, juga bukan belas kasihan dari Jepang ataupun Belanda. Kemerdekaan kita adalah hasil perjuangan, dan pertumpahan darah oleh para pejuang bangsa. Kemerdekaan kita juga merupakan buah pikir dan tuntutan para pejuang muda menggebu untuk mencium kebebasan dari penjajahan. Pejuang kita tak sekedar pemberani namun juga pandai. Pejuang kita tak hanya bermodalkan nekad tapi juga niat karena perjuangan itu merupakan tuntutan umat untuk leluasa beribadah.
Sahabat, sekarang tak perlu berkecil hati merasa terkungkung dalam tempurung. Pandemi bukan halangan untuk berkarya dan bersahabat. Pandemi yang dikirimkan Allah bisa menjadi wasilah kita menjadi umat yang lebih baik keimanannya untuk berhubungan dekat dengan Sang Pencipta ataupun sesama. Pandemi harusnya tak mengikat kemerdekaan beribadah, berkarya dan silaturahmi dengan tetap menjaga adab dalam kondisi pandemi ini.
Semangat Berjuang, Semangat Berkarya dan Semangat Bersaudara !!!
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Leave a Reply