Faizatul Amilin*
Pandemi Corona cukup meresahkan masyarakat dan membawa dampak di berbagai sektor termasuk yang di alami seluruh Sekolah Islam di Surabaya. Mulai dari kesehatan, pendidikan, pariwisata, industri, dan lain-lain. Pandemi adalah suatu wabah penyakit global, menurut World Health Organization (WHO), pandemi dinyatakan ketika penyakit baru menyebar di seluruh dunia melampaui batas. Dalam KBBI pandemi dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak di mana-mana meliputi daerah geografis yang luas.
Menurut World Health Organization (WHO) Corona atau yang kita kenal dengan COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan. Penularan virus ini terjadi melalui kontak dekat antar individu yang mana salah satu individu tersebut terinfeksi sebelumnya, kemudian mengeluarkan tetesan pernafasan (droplet) dari batuk dan bersin (Ghinai, 2020). Karena virus ini mudah menular antarsesama dan juga berbahaya maka beberapa kebijakan telah dikeluarkan pemerintah sebagai upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan COVID-19.
Salah satu upaya pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di bidang pendidikan adalah menerapkan pembelajaran dari rumah (Learn From Home) atau kita kenal dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Pembelajaran dari rumah (Learn From Home) tidak mudah dilakukan, karena siswa tidak berinteraksi langsung (face to face) dengan guru sehingga komunikasi dengan guru terbatas.

Sisi positif dari diterapkannya PJJ adalah siswa lebih fleksibel dalam belajar, baik dari segi ruang maupun waktu. Namun, kelemahannya siswa tidak dapat berinteksi dengan guru dan temannya secara langsung sehingga akan mempengaruhi sisi emosional siswa. Bagaimanapun kondisinya, mungkin ini menjadi pilihan yang tepat di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini.
Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Terkait belajar dari rumah. Mendikbud menekankan bahwa pembelajaran dalam jaringan (daring)/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Jika capaian akademik bisa disolusikan dengan PJJ, lantas bagaimana dengan pendidikan karakter siswa yang selama ini dibentuk di sekolah? Menjadi tanggung jawab siapakah pendidikan karakter siswa selama PJJ?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karakter atau watak adalah sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup. Karakter juga menjadi ciri setiap individu yang satu dengan individu yang lainnya (Sudrajat, 2011). Karakter sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia tinggal, dan dengan siapa dia berinteraksi atau bergaul. Walaupun karakter juga bisa dipengaruhi oleh faktor bawaan, namun prosentasenya relatif kecil. Anak yang tumbuh dan berkembang di lingkungan yang baik, maka akan memiliki moral atau sikap yang baik, pun sebaliknya.
Salah satu ajaran yang terkenal dari bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara adalah “ setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah”. Dari kalimat ini kita dapat memetik beberapa pelajaran. Pertama, bahwa setiap anggota keluarga harus dapat mengajarkan nilai-nilai sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Kedua, bahwa setiap rumah dapat menjadi tempat untuk bisa memperoleh nilai-nilai sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang penuh makna. Sikap spiritual dan sosial inilah yang akan membentuk karakter siswa.
Rumah kembali menjadi pendidikan pertama dan utama atau baiti jannati. Saat pandemi dan di terapkannya pembelajaran jarak jauh (PJJ). Rumah menjadi tempat penanaman karakter yang kuat oleh orangtua. Karena interaksi anak dan orangtua sekarang menjadi lebih intens atau lebih lama bahkan bisa di sebut full di rumah 24 jam, maka ini merupakah salah satu kesempatan orangtua untuk menjadi role model bagi anak di rumah.
Kualitas komunikasi orangtua dan anak yang semakin baik akan meningkatkan kepercayaan anak terhadap orangtua (Badudu, 2019). Disinilah saatnya orangtua mengambil peran sebagai pendidik karakter yang handal. Dalam kondisi ini pendidikan karakter di lingkungan keluarga harus bisa dioptimalkan, bahkan ini adalah momentum emas karena anak 24 jam ada di rumah. Saat inilah momentum yang baik untuk menebar benih karakter tersebut. Di masa pandemi saat ini bisa menjadi kesempatan terbaik orangtua untuk melakukan transformasi sikap atau karakter kepada putra dan putri tercinta.
Transformasi karakter yang dapat dilakukan orangtua mulai dari karakter religius, disiplin, mandiri, tanggung jawab, dan kreatif.
*Guru SDIT di Surabaya Barat
sekolah islam di surabaya, Sekolah Islam di Surabaya, sekolah islam favorit di surabaya, sekolah islam terbaik di surabaya, sekolah islam terpadu di surabaya, sekolah qurani di surabaya, sekolah islam full day school di surabaya, sekolah islam internasional di surabaya, sekolah islam di surabaya gresik, kbit di surabaya, tkit di surabaya, sdit di surabaya, smpit di surabaya














Leave a Reply